Selasa, 01 Maret 2011

Dracunculus medinensis


d.        Dracunculus medinensis

Cacing betina panjangnya sekitar 1 (satu) m, sedangkan cacing jantan panjangnya 12-40 mm.
Cacing dewasanya hidup di dalam jaringan ikat dan jaringan subcutan. Penularan dapat terjadi bila orang minum air yang mengandung larvanya.


Siklus Hidup Cacing
Bila cacing betina hamil, ia akan bergerak ke tempat jaringan subcutan, biasanya di daerah kaki. Pada tempat di mana ujung anterior cacing akan mencapai kulit, akan terjadi papula yang akan berubah menjadi vesicular dalam waktu 24-36 jam. Kemudian, vesicular tersebut pecah dan bila bagian ini terkena air, uterus cacing akan keluar dari lubang kulit ini dan mengeluarkan sejumlah besar larva.
Ukuran panjang larva 500-700 mikron dan diameter 15-25 mikron.

Untuk menjadi lengkapnya siklus cacing, larva ini harus bisa di makan oloeh sejenis crustacean. Di dalam tubuh crustacean larva berkembang menjadi larva matang yang akan menular ke manusia bila crustacean tersebut di makan manusia. Di dalam jaringan ikat atau jaringan subcutan larva tadi akan berkembang menjadi cacing dewasa yang setelah terjadi perkawinan antara cacing jantan dan betina maka siklus hidup tadi akan di ulangi lagi. Masa inkubasi antara 8-12 bulan.

Gejala Penyakit
Selama masa inkubasi (8-12 bulan) tidak ada gejala sama sekali (asymptomatis).

Beberapa jam sebelum manculnya cacing (betina) di bawah kulit akan terjadi erythema, urticaria, gatal-gatal (pruritus), pusing, dyspnea, kadang-kadang muntah dan diarrhea. Pada tempat dimana bagian ujung anterior cacing (betina) mencapai kulit akan menimbulkan rasa gatal dan panas.

Bahan Pemeriksaan Untuk Laboratorium
Sampel diambil dari benjolan Calabar dan darah untuk menemukan cacing dewasanya atau microfilarianya.

Pencegahan
Menghindari minum air yang mengandung filarianya.
e.     Trichinella spiralis

Cacing betina panjangnya 3-4 mm dengan diameter 60-90 mikron. Cacing jantan panjangnya 1,4-1,6 mm dengan diameter 40-60 mikron.

Trichinosis menular melalui daging yang mengandung kistanya, bila di makan kurang matang.

Siklus hidup di mulai bila kista yang masuk ke traktus digestivus bersama daging yang di masak kurang matang. Setelah sampai di usus kecil, kistanya akan menembus dinding duodenum dan menjadi cacing dewasa dalam beberapa hari. Dalam waktu sekitar 5-7 hari, cacing betina akan hamil dan menembus mucosa intestinum dan mengeluarkan larva. Dalam waktu 3-16 minggu seekor cacing betina bisa mengeluarkan 1.000-1.500 larva.

Larva ini akan masuk ke dalam aliran darah dan masuk berbagai jaringan atau pun rongga tubuh, bisa meninggalkan aliran darah atau masuk kembali ke dalam aliran darah.

Larva yang memasuki otot skelet (otot rangka) akan menetap dan menjadi kista. Sedangkan larva yang berada di dalam aliran darah akan hancur.

Di dalam otot manusia kistanya akan mengalami klasifikasi (pengapuran) dalam waktu 6 (enam) bulan, tetapi tetap hidup selama bertahan-tahun.

Sumber penularan bagi manusia terutama adalah daging babi yang mengandung kistanya.

Gejala Penyakit

 Gejala penyakit berkaitan dengan terjadinya invasi mukosa usus oleh cacing, penetrasi jaringan otot oleh larva dan reaksi otot terhadap tumbuhnya kista di dalam otot.

Dua puluh empat jam setelah makan daging yang mengandung kista, timbul nausea, muntah, diarrhea dan sakit di perut. Seminggu kemudian cacing betina akan melahirkan larva dan penetrasi jaringan otot di mulai. Periode ini biasanya terjadi antara hari ke-12 dan ke-14, yang ditandai dengan demam, sakit otot, susah bernafas, sakit mengunyah, sakit menelan dan sakit bila berbicara, kadang-kadang disertai kelumpuhan alat gerak. Biasanya disertai edema di sekitar mata dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Pada periode terjadinya kista di dalam otot dapat terjadi edema, cachexia dan gejala neurologist. 

Bahan Pemeriksaan Untuk Laboratorium

Biopsi otot skelet, misalnya musculus deltoideus, biceps atau gastrognemius untuk mencari kistanya.

Pencegahan

Memasak sampai matang setiap daging yang akan di makan.

f.     Toxocara canis

Cacing betina panjangnya 6,5-10 cm, sedangkan cacing jantan panjangnya 4-6 cm.

Toxocara canis adalah cacing yang host utamanya adalah anjing, tetapi dapat menular kepada manusia melalui makanan dan minuman yang mengandung telurnya.

Feces anjing yang berada di sekitar manusia merupakan sumber terjadinya penyebaran penyakit karena mengandung telur cacing ini.

Gejala Penyakit

Telur cacing yang masuk bersama makanan dan minuman, di dalam usus manusia akan menetas menjadi larva. Larva ini akan menembus dinding usus, masuk ke dalam darah dan menyebar ke seluruh jaringan tubuh.

Di dalam tubuh manusia, larva Toxocara canis jarang mencapai bentuk cacing dewasanya karena manusia bukan host utamanya.

Gejala penyakitnya kebanyakan asymptomatis.

Pada infestasi yang berat akan muncul gejala demam yang hilang timbul, malaise, pucat, anorexia, sakit otot dan sendi, perut sakit, nausea, muntah dan berat badan yang tidak mau naik.

Penyakitnya biasanya sembuh sendiri setelah 18 (delapan belas) bulan bila tidak ada infeksi ulangan.

Bahan Pemeriksaan Untuk Laboratorium

Sampel untuk di periksa di laboratorium adalah darah.

Di lakukan hitung jenis leukocyte dan hitung jumlah leukocyte serta test serologis.

Sulit untuk menemukan larva dari darah.

Telur cacing tidak ditemukan di dalam faces penderita karena Toxocara canis tidak mencapai dewasa di dalam usus manusia.

Pencegahan

Menghindari kontaminasi makanan dan minuman oleh telur cacing yang biasanya berasal dari kotoran anjing.

Pengobatan pada anjing yang sakit untuk menghilangkan sumber penularan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar