Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mataram menyatakan tinggi gelombang di perairan Selatan Lombok mencapai 3,5 meter. BMKG Mataram mengimbau semua pelayaran baik kapal motor penumpang maupun kapal nelayan untuk tidak melaut.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Mataram Oktaviana Indriani kepada VIVAnews mengatakan, BMKG sudah berkoordinasi dengan pihak PT ASDP -BUMN yang melayani jasa penyeberangan- terkait tingginya ombak.
Menurutnya, tinggi gelombang itu diakibatkan tekanan udara antara
perairan NTB dan perairan Australia yang tinggi. Tinggi gelombang juga dibarengi hembusan angin kencang dengan kecepatan angin rata-rata 18 knot dipermukaan laut. "Tinggi gelombang itu diperkirakan terjadi hingga tiga hari ke depan. Kondisi ini berbahaya untuk kapal-kapal pelayaran," kata Indriani Minggu 18 Juli 2010.
Indriani menjelaskan, kondisi gelombang ini tidak berkaitan
dengan Badai Conson yang saat ini melanda China.
Meski demikian pihaknya tetap mewaspadai fenomena tersebut. "Kondisi saat ini lebih dipengaruhi oleh tekanan udara di laut Australia bukan badai di China," ujarnya.
Sementara itu angin kencang di Kota Mataram hingga sejak dua hari terakhir sudah terasa keras. Bahkan kerasnya angin sangat mengkhawatirkan terutama bagi pengguna jalan.
Angin kencang ini dikhawatirkan dapat menumbangkan pohon besar dan baleho yang terpasang di beberapa titik di Kota Mataram.
Meski tinggi gelombang diperkirakan mencapai 3,5 meter namun sejumlah nelayan di Pantai Ampenan Mataram masih tetap melaut. Mereka rata-rata memilih waktu malam hari untuk mencari ikan.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Mataram Oktaviana Indriani kepada VIVAnews mengatakan, BMKG sudah berkoordinasi dengan pihak PT ASDP -BUMN yang melayani jasa penyeberangan- terkait tingginya ombak.
Menurutnya, tinggi gelombang itu diakibatkan tekanan udara antara
perairan NTB dan perairan Australia yang tinggi. Tinggi gelombang juga dibarengi hembusan angin kencang dengan kecepatan angin rata-rata 18 knot dipermukaan laut. "Tinggi gelombang itu diperkirakan terjadi hingga tiga hari ke depan. Kondisi ini berbahaya untuk kapal-kapal pelayaran," kata Indriani Minggu 18 Juli 2010.
Indriani menjelaskan, kondisi gelombang ini tidak berkaitan
dengan Badai Conson yang saat ini melanda China.
Meski demikian pihaknya tetap mewaspadai fenomena tersebut. "Kondisi saat ini lebih dipengaruhi oleh tekanan udara di laut Australia bukan badai di China," ujarnya.
Sementara itu angin kencang di Kota Mataram hingga sejak dua hari terakhir sudah terasa keras. Bahkan kerasnya angin sangat mengkhawatirkan terutama bagi pengguna jalan.
Angin kencang ini dikhawatirkan dapat menumbangkan pohon besar dan baleho yang terpasang di beberapa titik di Kota Mataram.
Meski tinggi gelombang diperkirakan mencapai 3,5 meter namun sejumlah nelayan di Pantai Ampenan Mataram masih tetap melaut. Mereka rata-rata memilih waktu malam hari untuk mencari ikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar