Kamis, 03 Maret 2011

Julio Cesar Soares Espindola: Si Tangan Lengket

Biodata
Nama:    Julio Cesar Soares de Espíndola
Lahir:    Duque de Caxias, 3 September 1979
Postur:    186 cm/76 kg
Karir:
Tahun            Klub                Tampil
1998-2004            Flamengo            129 (1)
2005-            Internazionale Milan    113
2004                Timnas Brasil        26
Penghargaan dan Prestasi:
Honours
Flamengo:
Juara Liga Rio de Janeiro: 1999, 2000, 2001, 2004
Juara Rio de Janeiro Cup: 2000
Piala Champion Brasil: 2001
Piala Guanabara: 2004
Copa América: 2004
Piala Dunia U-17: 1997
Internazionale Milan:
Serie A: 2005/2006, 2006/2007, 20072008
Coppa Italia; 2006

Penerus Sukses Taffarel
USIA matang, penuh perhitungan, segudang pengalaman dan kemampuan individu yang mumpuni sudah cukup bagi Julio Cesar untuk menembus skuad ‘muda’ timnas Brasil. Dia juga satu di antara pendobrak pameo, selain Dida, kalau pemain Brasil selain berposisi sebagai striker dan gelandang tak akan sukses.
Ia juga menabalkan posisi kiper kini juga bisa bergengsi di belahan dunia, terutama di Brasil. “Kiper bukan posisi yang hanya pasif semata. Semuanya tergantung pada keinginan dalam diri si pemain, kiper bisa juga jadi bek sentral, ikut menyerang bahkan mengambil tendangan bebas dan penalti, dan aku tipikal pribadi yang tak bisa diam di belakang,”tegas Cesar.
Aksi-aksi impresifnya di lapangan membuat pria kelahiran 3 September ini menjadikan asa para fans timnas Brasil tentang munculnya the next Taffarel. Nama Claudio Taffarel memang bergaung seantero Brasil berkat jasanya dalam menjaga gawang timnas, serta pelopor kiper Samba yang berkarir di ranah Eropa.
Aksi-aksi Cesar memang mengingatkan orang pada Taffarel. Tenang dan cekatan menjadi ciri khas yang dimiliki Cesar bareng sang senior. Tak heran kalau ia sukses ‘menyingkirkan’ nama-nama kiper lain yang bermunculan seperti Doni (AS Roma), Rubens Fernando Moedim alias Rubinho (Genoa), Heurelho Gomes (Tottenham Hotspur), Helton da Silva Arruda (FC Porto) dan Diego Alves Carreira (Almeria).
Di sisi lain, Cesar gembira kini negaranya tak perlu pusing mencari kiper-kiper tangguh. “Aku gembira, kini posisi kiper tak dianggap sebelah mata. Berfungsi sebagai kiper juga bisa mendatangkan uang berlimpah. Brasil pun mendapat berkah tersendiri, kini negara kami kuat di semua lini,”cetus Cesar, yang bertekad bermain di Piala Dunia 2010 mendatang.  (persda network/bud)
Usir Stres dengan Musik
ADA satu fase dalam karir Julio Cesar di rumput hijau yang bakal dikenangnya seumur hidup. Sebuah fase yang membuat stres dan berpikir untuk berhenti berkarir. Itulah saat ia pertama kali datang ke tanah Italia.
Bangga dipanggil klub Chievo Verona, nasih Cesar malah tak jelas. Ia sempat telantar di negeri Pizza selama enam bulan!. Praktis dalam rentang waktu setengah tahun itu, dirinya tak menyentuh pertandingan resmi. Boro-boro menjadi starter, masuk dalam jajaran bench saja tak pernah disentuhnya selama satu semester!.
Beruntung ia memiliki tingkat kesabaran tinggi untuk menekuni perjalanan hidup di negeri orang. Sebelum ‘ditemukan’ Massimo Moratti, ia seperti seorang yang hilang arah. Selama waktu itulah, ia memilih menghabiskan hari demi hari dengan musik, baik mendengarkan ataupun memainkan.
Musim awal 2004/2005 pun dikenang kiper kelahiran kota Duque de Caxias sebagai masa gelap. “Aku nyaris tak ingin mengingatnya kembali, tapi ternyata setiap kali merasakan getar pahit saat itu, membuat hidupku selalu bangkit, aku menjadi orang yang lebih kuat lagi,”cetus Cesar.
Ternyata dibalik ketangguhan sikapnya itu, musik menjadi obat paling mujarab. Baginya, musik seperti vitamin dan seks; sama-sama memberi gairah dan mampu melupakan semua masalah. “Aku suka musik pop dan klasik, keduanya bisa memberi ketenangan, apalagi di Italia dan Eropa umumnya, musik-musik pop memberi energi tersendiri,”imbuh Cesar.
Kini, setiap kali kembali ke rumah, selain menghabiskan waktu bareng keluarga, ia pun tak pernah melewatkan waktu untuk mendengarkan musik-musik pop terbaru. (persda network/bud)

Selalu Hormat pada Istri

TAMPAN, terkenal dan bergelimang harta tidak membuat Julio Cesar sombong. Sebaliknya, ia bahkan low profile dan hidup penuh kesederhanaan. Satu lagi, ia tak seperti kiper-kiper pendahulunya yang terkenal dengan sifat playboy-nya.
Yup, selama berkarir di Italia, nyaris tak pernah terdengar Cesar memadu kasih dengan lebih dari satu cewek. Bahkan, ia tergolong setia dengan sang istri sekarang, Susana Werner.
Bagaimana tidak setia, Susana sempat berlabuh di hati Ronaldo Luiz Nazario da Lima. Berkat kesabaran dan rasa rendah diri, ia pun sukses menaklukkan hati sang pujaan hati. Bahkan giliran Susana yang kini tak ingin lepas dari pelukan Cesar.
Apa reaksi Cesar melihat sang istri gantian ‘memburu’?. Tak ada reaksi berlebih, yang ada hanya seulas senyum penuh rasa hormat. “Dia istriku, dia pilihanku, sudah sewajarnya aku menghormati dia, apapun latar belakang dan kisah masa lalunya, itu hanya bagian kecil saja, aku tak pernah mempermasalahkan,”ucap Cesar.
Sikap inilah yang membuat Susana bertekuk lutut. Ia pun mematuhi seluruh apa yang diucapkan sang suami. Kini kedua anak manusia ini hidup bahagia. Saking cintanya pada suami, Susana berani menolak tawaran Playboy. Padahal majalah pria dewasa itu sudah menyiapkan anggaran besar untuk mengambil foto setengah telanjang Susana.
“Aku sangat menghormatinya, itu juga yang dilakukan terhadapku, jadi tak ada alasan bagiku untuk berbuat macam-macam. Kini aku bahagia bisa hidup dengan suami yang penuh perhatian dan tak berbuat hal negatif,”tutur Susana, riang.
Sungguhpun begitu, tak semua juga ditolak Susana Werner. Dia, sesekali masih muncul di layar lebar. “Untuk yang ini, aku sudah bicara dengan Julio. Kami memutuskan ini tak terlalu memberatkan. Jangan sampai aku terpisah terlalu lama dari anak-anakku, maksimal dua-tiga bulan, itupun terasa berat buat kami,”ucap ibu dari Cauet (5) dan Giulia (2).  (persda network/bud)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar