Selasa, 01 Maret 2011

CERMIS

MISTERI BONEKA
BERNYAWA

Nyanyian malam samar terdengar, suara kodok menguasai malam. Yudha menarik selimut lalu dirapatkan ketubuhnya terasa dingin sesekali, guling yang didekapnya dinaikan hingga menutupi telinga supaya tidak bisa mendengarkan suara kodok yang semakin ramai.

Sebenarnya, nyanyian kodok sepeti itu bukan hal yang baru bagi Yudah. Tinggal dikos dipinggiran kota yang bertepikan rawa – rawa memang sudah resiko dan suara kodok itu tiba – tiba membuat yudha ingat pada banjir. Hujan memang baru saja berhenti, tapi bukan tak mungkin akan ada hujan susulan yang akan melanda seisi rumah seperti tahun lalu.
Yudha menyingkap selimut dan bangun untuk merapikan barang – barang yang berada dilantai kamar. Pakaian yang berada di rak paling bawah dalam lemari, dipindahkan meski tak tersusun rapi dirak paling atas. Lalu Yudha kembali berbarng diatas ranjang untuk tidur. Belum sempat tangannya meraih saklar lampu untuk dimatikan, boneka berambut panjang yang tadi dilemparny ke atas lemari, kini bergerak sendiri, Yudha mengucek matanya yang sudah lelah dan ngantuk.
“ Astaga ? Matanya berkedip,” desis YUdha tak percaya.
Jarinya yang telah berada diatas saklar lampu, ditariknya lemas. Tak ada keberanian membiarkan kamarnya gelap Boneka itu semakin berisikap tak wajar. Berdiri dari duduknya dan menatap Yudah tajam.suara kodok yang tadi samar kini hilang, berubah menyeramkan. Yudha mengusap lehernya saat merasa bulu kuduknya beridi. Boneka yang kemarin selalu dicaci maki bahkan dilemparnya kini seolah memiliki nyawa. Yudha tiba – tiba teringat pada pemilik boneka itu.
Ayu, pemilik boneka itu, dikenal Yudha saat ikut study tour ke Tanah Toraja minggu lalu, gadis Toraja itu sangat cantik, wajahnya terpahat sempurna. Dan sungguhlah wajar jika dia menjadi guide bagi wisatawan yang datang ke Toraja, karena selain cantik bahasa inggrisnya pun lebih fasih.
Tapi Ayu saat itu bukan guide bagi Yudha. Ayu hadir sebagai tuan rumah di SMK pariwisata. Sedikitpun tak ada yang ganjil pada Ayu pada saat itu. Ya, Ayu manusia sempurna ? meski harus Yudha akui dibalik kecantikan Ayu yang terpahat alami, juga tercipta sikap dan pemikiran yang masih berbau tradisional.
Begitu banyak larangan buat Yudha saat meneminanya ke Perkeburan batu, sebuah tempat wisata di Tana Toraja yang menyajikan tengkorak dan tulang manusia didalamnya tertata rapi. Juga cerita unik tentang tradisi di Toraja yang unik, yakni menghidupkan orang mati dan memerintahkan untuk berjalan sendiri yang membuat Yudah tertawa terbahak – bahak percaya.
Menurut Yudha, Ayu amatlah lugu baru berkenalan dia telah bercerita banyak tentang dirinya, termasuk seorang cowok bernama Ardian yang jatuh cinta padanya, tapi dengan alasan belum ingin pacaran, Ayu yang membuat Yudha tersanjung. Gadis itu memberinya boneka.
Tapi sayang, Yudha tidak tahu boneka itu adalah pemberian Ardian untuk Ayu. Ayu pun bahkan tidak tahu bahwa boneka itu akan dipergunakan Ardian untuk membalas rasa sakit hatinya.
Dan malam itu boneka tersebut melakukan tugasnya.
“ Kamu masih ingat denganku ?”
 “ Boneka itu bisa berbicara ?”
Gumam Yudha dalam hati.
Yudha menggeleng lagi ? saat boneka itu menggerakkan tangan dan menunjuk penuh benci ke arah Yudha.
“ Kamu telah melukai hatiku. Dan aku punya cara tersendiri untuk membalasanya. “ Boneka itu berkata lagi. Boneka itu semakin hidup dengan mengeluarkan suara dan juga semakin membuat Yudha bingung karena mengaku pernah dilukai.
“ Kamu masih ingat saat kamu menolak cintaku ? Lukanya masih aku rasakan sampai sekarang.”
Dinatara rasa takut, Yudha mencoba membangun keberanian untuk berlari dan keluar dari kamarnya. Yudha menemui jalna buntu ! untuk sesaat, dia hanya bisa berjalan mundur untuk menghindari boneka berambut panjang yang bersuara laki – laki itu.
Yudha berusaha tenang. “ Kamu siapa ?” tanya yudha kepada boneka misterius itu.
Yudha teringat cerita Ayu tentang tradisi menghidupkan orang mati di Tana Toraja. Mungkin boneka itu dihidupkan oleh seseorang dengna ilmu hitamnya.
“ bagaimana mungkin kamu lupa denganku ? Ardian? Ardian yang telah sering kamu tolak cintanya kau lukai!”
“ tapi aku bukan Ayu, “ ungkap yudha ‘ Dasar boneka bego’ membedakan cowok dengan cewek aja nggak bisa.” Gumam Yudha Boneka yang dari tadi menatap benci kearah yudha, kini bergerak melayang dan melekat didadanya. Kedua tangan boneka itu melingkar dan mencekik leher Yudha.
Napas Yudha jadi sesak, boneka itu semaki bersemagat untuk membunuhnya. Yudha memegang boneka itu erat lalu melemparkannya kedinding. Keanehan terjadi lagi. Dari kepala boneka yang baru saja terbentur didinding kamarnya, mengucur darah segar yang cukup deras. Boneka itu bangkit lagi, sebuah gunting yang tergeletak imeja belajar diraihnya, lalu melemparkannya ke arah Yudha yang tak pernah mengharap gerakan secepat itu.
Gunting itu menancap keuluhati yudha, berkali – kali. Bola matanyamelesat keatas saat gunting itu masih terus mengenai pertengahan dadanya. Yudha tergeletak di lantai1 selang semenit boneka itu ikut terjatuh dengan gunting ditangan, disiso pembaringan Yudha yang kaku dan diantara darah yang memerah !
Pagi menjelang Banjir yang semalam ditakutkan Yudha, kini benar – benar terjadi meski hanya sebatas mata kaki. Semua warga menyaksikan air yang keluar dari kamar Yudha berwarna merah.
Semua saling pandang. Semua makin tak percaya. Saling berpelukan diantara histeris, melihat tubuh Yudha tergeletak memerah tak bernyawa. Tak mudha bagi mereka untuk percaya, boneka yang tergeletak disamping Yudha adalah pembunuhnya. Hanya Ardian dan mbah legng yang tahu kejadiannya. Namun mereka kaget saat melihat Ayu lewat didepan rumahnya dengan wajah yang segar bugar. Tanpa kurang satupun ! Ardian menatap mbah Legong tak percaya karena selama ini dia kenal betul kesaktian lelaki tua itu. Ardian geram, menatap mbah Legong penuh benci. Dan mbah legong pun hanya bisa membalas tatapan Ardian heran sambil meraba kepala yang semalam terbentur didinding saat Yudha melemparkan boneka berambut panjang yang dirasukinya.
Tanpa pernah disadarinya, boneka pemberiannya pada Ayu telah berpindah ke tangan Yudha.
Satu lagi yang tak pernah mereka sadari... jika Tuhan tak berkehendak, kesaktian apapun, dan dari manusia manapun, tak akan pernah bisa mengubah ketentuan – Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar