Sudah sekian lama aku menyukai seseorang. Safa namaku, aku mempunyai sahabat deket dia adalah Nadin. Aku suka sama seseorang yang sudah kenal juga sama aku. Cowok itu adalah Anwar. Cowok yang selalu aku impi-impikan tapi tak tercapai. Aku gak tau gimana perasaan Anwar ke aku. Sahabatku Nadinlah yang selalu mendengarkan curhat-curhat. Bagiku Nadin adalah sahabat yang baik dan bisa ngertiin aku. Aku juga curhat ke Nadin kalau sebenarnya aku sama Anwar. Waktu bel pulang sekolah berbunyi saya biasanya selalu menghampiri Nadin. Karena saya dan Nadin berbeda kelas, dan saya kalau pulang selalu menghampiri Nadin terlebih dahulu. Saat itu Anwar sedang berdiri di dekat pintu.
“ An, Safa suka sama kamu lho…..!!” kata Nadin.
Anwar di situ hanya bisa tersenyum saja tidak bilang apa-apa.
“ Dah ayo Din kita pulang !” Sahutku dengan rasa malu.
Saat itulah rasa sukaku sama Anwar semakin menggebu-gebu aku pengen banget kenal dia lebih deket. Karena setiap Anwar ketemu aku selalu tersenyum. Padahal sewaktu Nadin bilang ke Anwar gitu aku malu banget. Perasaan suka ini sudah ku pendam terlalu lama tetapi aku pun tidak mendapatkan cintanya, semua itu hanya da dalam bayangan saja. Waktu aku main ke rumah Nadin, dia menanyakan sesuatu.
“ Fa, kamu apa masih ada rasa suka sama Anwar ?” tanya Nadin.
“ Ya masih Din mangnya kenapa….?” Jawabku ragu.
“ Fa ma’afin aku ya selama nie aku juga suka sama Anwar, aku sudah lama memendam perasaan ku ini.
“ Sejak kapan kamu suka Anwar Din ?” Jawabku dengan terkejut.
“ Dah lama Fa sejak kamu suka sama dia “ Jawab Nadin.
Pada saat itulah hatiku sakit banget. Aku marah banget Nadin kenapa dia juga menyukai cowok yang selama ini aku impikan. Padahal Nadin juga dah tahu perasaanku ke Anwar gimana. Aku sudah di khianati oleh sahabatku sendiri yang selama ini aku anggap dia bisa ngertiin aku ternyata nusuk aku dari belakang. Akhirnya aku sama Nadi marahan, dah ada beberapa minggu Nadin manemui aku dia ingin membicarakan sesuatu.
“ Fa sebelumnya aku minta maaf sama kamu ya ? apa persahabatan kita ini akan hancur hanya karna merebutkan seorang cowok ” tanya Nadin.
“Sebenarnya ya Din aku gak mau persahabatan kita hancur hanya karna seorang cowok, sebenarnya hatiku sakit banget Din “ Jawabku dengan rasa kecewa.
“ Ya Fa sekali lagi aku minta maaf sama kamu aku dah menghianati kamu” Jawab Nadin.
“ Dahlah Din sebaiknya kita lupain Anwar saja gak ada gunanya, nanti hanya bisa membuat kita bertengkar.”
Dan akhirnya saya dan Nadin memutuskan untuk tidak lagi mengingat-ingat Anwar. Aku pun sudah bisa melupakan Anwar, persaan yang dulu cayank sekarang sudah tidak ada lagi. Tetapi kayaknya Nadin masih belum bisa melupakan Anwar.
Sudah ada beberapa bulan, ada seseorang cwok itu adalah Rendra. Pertama kali aku ketemu dia waktu aku lewat depan rumahnya, aku pengen tau siapa namanya. Rendra mempunyai temen deket dia adalah Teddy, Teddy itu adalah cwoknya temenku. Dia adalah Vita. Dan saya juga cerita sama Vita kalau aku ada rasa suka sama Rendra kebetulan Rendra sama Vita rumahnya deket. Tyuz Vita pun juga cerita sama Teddy kalau aku suka Rendra. Pada saat aku ketemu Teddy dia selalu mengolok-olok aku, aku kan jadinya malu……
Pada saat aku pengen banget deket sama Rendra. Aku berusaha mencari no handphonenya, pada saat ada di perkemahan aku ketemu Rendra hati senang sekali, di situ kami ngobrol-ngobrol. Saat itulah aku sering smz’an sama Rendra. Rendra sudah tahu kalau aku suka sama dia. Karena Teddy sudah cerita sama Rendra, tapi aku gak tahu gimana perasaan dia ke aku. Aku merasakan Rendra telah mengabaikan rasaku ini yang telah lama aku pendam, mungkin saja hati Rendra membeku sehingga dia tak pernah memperdulikan perasaanku ini.
Vita itu sering banget maen kerumahku, dia juga sering curhat-curhat bareng sama aku. Pada saat cerita-cerita Vita itu cerita tentang Rendra.
“ Fa denger-denger Rendra suka sama aku lho…..!”. Kata Vita
“ Kamu denger kayak gitu mangnya dari siapa Vit ?” Jawabku dengan sedih.
“ Kata Andik Fa ………! Tapi Fa kamu jangan sedih aku kan masih pacaran sama Teddy gak mungkin kalau aku pacarin dua-duanya. “Jawab Vita sambil minta maaf sama aku.
Andi itu temennya Rendra. Pada saat itulah setelah Vita bilang gitu ke aku hatiku sakit banget. Makanya sekarang aku dah gak lagi hubungan dia lagi aku dah tau ternyata dia suka sama temenku sendiri.
Meskipun hatiku ini terasa sakit banget, tetapi aku selalu gembira di depan Vita. Dah lama banget aku gak tau gimana kabarnya Rendra. Aku juga dah gak berani lagi hubungin dia, aku takut kalau dia dah punya cewek. Dan dia pun juga dah gak pernah hubungin aku. Mungkin saja aku ada salah sama Rendra. Rendra aku tanya kenapa dah pernah hubungin aku, dia hanya terdiam saja. Aku jadi bingung apa salahku sama Rendra. Ya aku sadar Rendra dah gak kasih kabar ke aku lagi karena dia kan gak ada perasaan sama aku., Mungkin dia seneng kalau deket sama Vita. Mungkin saja aku ini di hatinya di anggap orang yang gak penting. Jadi cintaku tak terbalas olehnya. Biasa di bilang cintaku ini bertepuk sebelah tangan. Orang yang aku cintai malah mencintai sahabatku sendiri. Tapi aku denger-denger Rendra dah punya cewek. Perasaan yang dulu sayank sama Rendra sekarang sudah terhapuskan, dah gak ada rasa sayank lagi sekarang dia dah punya pendamping hidup. Mungkin Rendra ini bukanlah jodohku, aku sama Rendra memang di takdirkan untuk temenan.
Hatiku yang dulu hanya buat Rendra, tetapi sekarang dah gak lagi. Aku dah mikirin Rendra lagi, sekarang ini akan lebih fokus lagi sama pelajaran di sekolah karena sebentar lagi aku akan menempuh UAN ( Ujian Akhir Nasional ) jadi aku harus lebih giat lagi. Tetapi yang di namakan cinta tidak bisa di pendam. Aku melihat seseorang cowok yang belum aku kenal. Cowok itu sering banget lewat depan rumahku. Cowok itu adalah Kevin dulu setiap lewat depan rumahku dia mesti sama seorang cewek mungkin saja dia pacarnya. Sewaktu dia lewat sama pacarnya hatiku sakit banget karena aku sudah terlanjur cinta sama dia, aku gak terima kalau dia sama cewek lain. Meskipun aku ini bukan siapa-siapanya, tapi aku gak tau kenapa aku bisa marah sama dia. Dia itu orangnya memang keren sich, gagah pula. Aku juga gak tau gimana sifat-sifat dia, aku hanya tahu namanya saja. Dulu itu aku bisa sampai kenal Kevin karena kakaknya, aku dah kenal sama kakaknya. Tyuz aku tanya sama kakaknya.
“ Kak aku mau tanya donk……!” Tanyaku
“ Iya dek mau tanya apaan sich “ Jawab kakaknya.
“ Kak cowok yang sering naik motornya kakak itu siapa ?” Tanyaku
“ Oow ……… itu to dek dia itu namanya Kevin adikku memangnya kenapa dek.?”
“ Gak apa-apa kox kak aku Cuma tanya saja.”
Aku gak berani bilang ke kakaknya kalau aku suka sama Kevin, karena kakaknya juga suka sama aku. Tapi aku anggep dia sudah sebagai kakakku sendiri. Sudah lama aku memendam perasaanku ini ke Kevin. Saat aku duduk di depan teras rumahku dan sambil mikirin Kevin gimana aku bisa lebih deket lagi sama dia, tidak lama kemudian tiba-tiba Kevin lewat depan rumahku mestinya dia sama ceweknya lagi di hati ini terasa sakit banget. Ketika aku melihat Kevin sama pacarnya selalu berduaan rasa hati ini tidak terima padahal aku juga bukan siapa-siapanya dia. Aku juga belum pernah kenalan sendiri sama Kevin. Aku berusaha cari nomor handphonenya. Aku gak berani minta sama kakaknya aku takut kalau kakaknya marah. Aku juga punya kenalan yang deket sama rumahnya Kevin, kebetulan aku juga kenal banget sama dia namanya adalah Tiara. Aku tanya sama dia.
“ Ra kamu punya nomor handphonenya Kevin gak ?” tanyaku
“ Ooow……….. Kevin itu ya ? Aku punya kok Fa. “ Jawab Tiara
“ Iya aku minta ya Ra.” Cetusku
“ Iya nanti tak kirimin Fa.”
“ Yach terima kacih Ra.”
Aku sudah nunggu lama banget kok gak di kasih-kasih. Beberapa hari lagi aku dapat smz gak tahu nomor siapa itu, ternyata itu adalah Kevin. Kita saling kenalan, sudah lama banget Kevin kontek-kontekan sama aku. Kita sudah mengenal satu sama lain aku nanyain sesuatu ke dia.
“ Vin aku mau tanya ke kamu hubungan aku kayak gini ntar cewek kamu marah gimana?” Tanyaku.
“ Cewek siapa lagi Fa aku gak punya cewek.” Jawabnya dengan singkat.
“ Lha terus cewek yang sering kamu boncengin naik motor itu siapa?” Tanyaku
“ Oow itu ya dia itu memang dulu pacarku tapi sekarang sudah gak lagi Fa.”
“ Lho kok bisa putus sich Vin, pa gara-gara aku.” Tanyaku dengan kaget
“ Nggak kok Fa dia ngeduain aku Fa, ya terus aku minta putus.”
Setelah putus sama pacarnya beberapa hari lagi dia nembak aku. Pada saat dia bilang ke aku, aku pun kaget dan bingung mau ngomong gimana. Aku bilang ke dia kalau aku masih fikir-fikir dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar